Jumat, 04 April 2008

Sisi Lain dari seorang Dokter

Rating:★★★★
Category:Other
لسلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Tugas sebagai seorang Dokter adalah tugas Mulia karena dengan keberadaan dan keahlian seorang dokter, sipasien dapat berharap bahwa penyembuhan dari penyakit yang diderita oleh sipasien dapat didiagnosis, dianalisa dan diidentifikasi penyakitnya dan kemudian dengan keahliannya dapat disembuhkan dengan metode Operasi ataupun penyembuhan biasa dengan cara pengobatan.
Tugas mulia seorang dokter ini mungkin adalah sesuatu hal yang sudah menjadi image bagi setiap orang bahkan anak kecil sekalipun, makanya kalau anak kita ditanya, nanti sudah besar nanti mau jadi apa,….?? kebanyakan mereka menjawab mau jadi dokter.

Tugas mulia seorang dokter juga ditentukan oleh kearifan dalam berbicara dan menjelaskan penyakit yang diderita sipasien atau keluarganya, karena dengan penjelasannya tersebut Ketenangan dan ketentraman seorang Pasien ataupun keluarga pasien dapat memberikan sugesti bagi sipasien bahwa ada keyakinan baginya, penyakit yang dideritanya dapat disembuhkan dengan keahlian yang dimiliki oleh dokter tersebut.
Dalam menerima penjelasan tersebut adalah merupakan hak dari pada sipasien atau keluarganya, karena dengan penjelasan tersebut sipasien atau keluarganya dapat menentukan langkah apa yang harus dia ambil berdasarkan masukan atau saran/ nasehat dari dokter tersebut, apakah bisa rawat jalan, rawat inap, operasi ataupun sebagainya.
Penjelasan yang tidak lengkap dan sepotong-sepotong dapat mengarahkan sipasien atau keluarganya hanya mengikuti saran dari dokter tersebut, dan selanjutnya memberikan solusi efek biaya yang besar karena seharusnya cukup dengan rawat jalan saja tapi masuk kerawat inap.

Pengalaman ini kebetulan terjadi pada saya dimana Sisulung ( Aji ), badanya panas mulai hari jumat tanggal 28 Maret kemaren dan sabtu tanggal 29 maret saya bawa ke dokter umum di “ Banjar Medika “ bersama sibungsu ( Inez ), hari senin sibungsu sudah sembuh dan dapat sekolah seperti sedia kala, tapi Sisulung badanya tambah panas, karena saya khawatir dengan kesehatan sisulung saya bawa kembali kedokter Umum di Banjar medika dari dokter tersebut menyarankan coba dibawa ke dokter specialist untuk penanganan lebih lanjut, akhirnya sisulung saya bawa kedokter specialist di salah satu rumah sakit di Tangerang di Poliklinik B dan setelah mendaftar dapat no 11, jam 19:30 dokter tersebut datang dan jam 20:35 saya dipanggil, setelah menjelaskan kepada dokter dan diperiksa, ini anak ada bintik diperutnya dan badannya 37.85 deg C, saya sarankan untuk dicheck darah….Ok dok saya bilang….selanjutnya sisulung diperiksa darahnya dan 10 menit kemudian hasilnya sudah di print out dan dimasukkan kedalam amplop tertutup dan kita kembali lagi ke dokter specialist tersebut.

Sesampainya diruang dokter Specialist tersebut, amplop tersebut dibuka dan diberi penjelasan bahwa anak bapak terkena gejala Tifus karena hasil Lab “Widal” nya tertera “ Salmonella ( +1/1280 ) “ dan saya khawatir karena Hemoglobin dan Hematokritnya ( Lihat hasil test darah ), maka anak bapak harus dirawat inap di rumah sakit ini.
Dengan penjelasan tersebut saya menanggapinya agak tenang, Dok saya keberatan dengan hal tersebut karena saya lebih menginginkan agar anak saya di rawat jalan saja ngak pelu rawat inap, mendengar jawaban tersebut tensi bicara itu dokter jadi tinggi, wah Bapak ini bagaimana anak sakit begini kok mau dirawat jalan…..dan bla…bla…bla…pokoknya dia jelaskan begitu rinci.


Data Hasil Test Laboratorium Darah pertama dan kedua
Photobucket
Photobucket
Hasil Test Lab RS Honoris nyata benar perbedaannya : TIFUS & DBD Negatif

Pada saat itu saya ingat pelajaran dari Om“ Mario Teguh “ yang menyatakan bahwa : “ Menunda Persetujuan kita selama Mungkin dan memajukan Persetujuannya secepat mungkin “ akhirnya saya minta waktu untuk keluar karena saya harus berbicara dengan dokter perusahan tempat saya kerja dan atasan langsung saya.

Dari dokter perusahaan sudah dapat rekomendasi dan dari atasan saya juga sudah mengizinkan bahwa tanggal 1 april besok saya tidak bisa ke Field karena anak sakit, tinggal satu lagi masalah tiket penerbangan buat besok yang harus saya reconfirm.

Akhirnya saya minta waktu untuk bertemu kembali dengan dokter specialist tersebut, sambil menunggu antrian lainnya, dan saat saya dipanggil saya menemui dokter tersebut, terus dokter tersebut bicara ; gimana pak sudah diputuskan untuk dirawat inap…?? Dok saya maunya anak saya rawat jalan saja karena bintik merah yang dibilang dokter cuma ada satu dan itu bintik karena gigitan nyamuk bukan tanda2 DBD, kemudian anak saya panas kemungkinan karena radang tenggorokan saja bukan gejala tifus….saya bilang begitu…..wah mendengar perkataan tersebut sidokter menekan saya dengan bilang, ok kalau begitu bapak tanda tangan disini karena saya tidak mau bertanggung jawab kalau nanti ada apa2 dengan anak bapak…..???

Akhirnya karena saya ditekan oleh dokter tersebut saya bilang aja,… ok dok kalau harus rawat inap tapi kalau dirawat inap saya tidak mau dirumah sakit ini karena rujukan perusahaan tempat saya bekerja di RS Siloam saya bilang…..nah setelah saya bilang hal tersebut tensi bicara sidokter jadi rada lunak sedikit…anak bapak harus dirawat inap pak…saya bisa saja memberi obat Paracetamol untuk menurunkan panas badannya tapi tindakan itu bukan menyelesaikan masalah dia bilang…..akhirnya dia membuat surat untuk mengirim anak saya ke rumah sakit siloam dan merekomendasi salah satu rekan dokter yang bertugas disana, serta menulis resep obat vitamin untuk anak saya.
Karena malam sudah menunjukkan jam 21:50, maka saya bawa pulang anak saya dan tidak membawanya langsung ke RS Siloam saya pikir besok pagi saja setelah shallat subuh.

Besok pagi kira2 jam 07: 20 saya tiba di RS Siloam di kawasan Lippo Karawaci Tangerang dengan membawa surat rujukan untuk rawat inap dari dokter specialist sebelumnya dan memberikan hasil Check darah yang menyatakan bahwa anak saya terkena gejala Tifus dan DBD dalam observasi.
Oleh dokter jaga penjelasan saya didengarnya dan dia menyarankan untuk Check Darah ulang dan dirongten, saya bilang Ok dok….!!!
Selanjutnya anak saya diperiksa oleh dokter jaga tersebut secara seksama dan selanjutnya dia minta kesaya agar saya memilih dokter anak yang mana…???.saya bilang yang mana aja dok ….??? ( tanpa memperhatikan rekanan dokter specialist sebelumnya )….ok kalau gitu bagaimana kalau dr. Adi Suryanto, Spd….??? Boleh dok saya bilang.

Dan secara parallel dokter jaga menyarankan kepada saya untuk mendaftar di pendaftaran rawat inap, dan setelah mengurus administrasi semuanya, saya berikan berkas surat-surat ke petugas jaga kemudian anak saya di rongten dan setelah itu diberi cairan infus sambil menggunakan korsi roda anak saya dibawa ke ruangan lantai 7 kamar No. 762.

Jam 09:05 dokter Adi datang keruangan sambil membawa berkas hasil lab kemudian beliau menjelaskan bahwa anak saya tidak terkena gejala Tifus dan tidak juga terkena DBD….alasannya katanya hasil Lab dari rumah sakit sebelumnya kurang valid….karena butuh kenaikan yang gradual sampai 4 kalinya ( +1/1280 ) dalam kurun waktu 1 atau 2 minggu baru bisa disimpulkan terkena gejala Tifus ( Lihat hasil test darah ) dan anak saya juga tidak terkena DBD tapi dengan cara diinfus maka diharapkan akan menormalkan kadar Hematokrit dan Hemaglobinnya…..terus dia Tanya…. di keluarga bapak ada ngak yang menidap TBC…wah apalagi nih saya bilang…..begini katanya…sambil memperlihatkan hasil rongten ke saya…dari hasil rongten ini ada banyak kabut tipis bahkan lumayan besar saya curiga anak bapak kena flex….??? Terus saya bilang anak saya memang pernah ditanganin oleh dokter dalam kasus ini pada usia 2 tahun dan diberi obat secara terus menerus hingga 6 bulan, saya bilang….dan saat itu flexnya sudah hilang.
Akhirnya dia menyarankan untuk mengetahui apakah ada tidaknya bakteri TBC maka anak saya akan di test Mantoux dan hasilnya akan diketahui setelah 48-72 jam….ok dok kalau begitu saya bilang….tapi alhamdullilah hasilnya ternyata negative, bercak kabut pada hasil rongten kata dokter kemungkinan disebabkan oleh batuk yang diderita Sisulung, Syukurlah pikir saya dalam hati.

Dokter ini sangat simpatik, setiap pertanyaan yang saya ajukan dijawabnya dengan tenang dan santun, dan dia juga jelaskan bahwa anak bapak tidak saya kasih obat antibiotic saya hanya memberinya obat batuk dan obat2 lainnya, agar batuknya tidak terlalu berat kami juga akan lakukan Inhalasi ( penguapan )… boleh dok saya bilang.
Dan kita lihat perkembangannya bila kondisinya membaik 3-4 hari anak bapak boleh dibawa pulang….aduh tenangnya dalam hati saya.

Akhirnya kamis tanggal 3 april anak saya sudah lumayan baik dan kira-kira jam 16:50 cairan infusnya dihentikan, mukanya juga sdh mulai cerah dan tanggal 4 april setelah mendapat penjelasan langsung dari dokter Adi Suryanto anak saya sudah boleh pulang,
Hasil kesimpulan Akhir pengamatan dokter Sisulung mengidap penyakit Feringitis yakni Radang pada saluran Pernapasan ( ala rek..rek….??? ).

Sebuah kesimpulan akhir yang cukup mencengangkan saya, dimana kalau saat penanganan pertama ketika ditangani oleh dokter specialist yang merujuk hasil Laboratorium pemeriksaan darah yang akurat serta didukung oleh analisa dokter yang baik maka penanganannya tidak komplek seperti halnya sekarang ini….lah wong sakitnya ringan saja kok harus dirawat inap…..???? Ini mah burung yang kecil nembaknya bukan pake senapan angin melainkan pake meriam…… SOL.

Tapi apa boleh buat semua sudah terjadi, ini adalah sebuah konsekwensi dari pilihan yang ada dimana pilihan itu lebih menekankan pada resiko terhadap buah hati tercinta dan setidaknya saya dan keluarga punya pengalaman yang cukup berharga dalam menangani anak yang sakit, selain dari itu kita juga dapat mereposisi dan insterspeksi bahwa ada sisi lain dari tugas mulia seorang dokter dalam menanganin Pasien dalam melakukan diagnosa dan pengobatan, tugas mulia tersebut kadang ada bias yang diselubungi oleh kepentingan komersial yang terbentuk dari pemenuhan target management….dalam hati saya dengan cara begini ada buanyak pasien tuh yang dirawat inap di RS tersebut….( tak tandain tuh dokter specialist yg mendiagnosis anak saya di RS yang pertama ).

Photobucket Photobucket
Hari kedua perawatan dan Hari keempat Sudah Pemulihan

Akhirnya setelah menyelesaikan semua administrasi dan mengisi form pesan dan kesan selama dalam perawatan jam 11:00 maka kami meninggalkan rumah sakit ini dengan kesan yang sangat baik……rumah sakit ini sungguh megah, perawat dan dokternya juga simpatik…penanganan terhadap Pasien sunguh sangat menenangkan, bila kita kesulitan untuk menungguin anak dapat kita serahkan ke perawat dan semua kebutuhan anak saya dapat dipenuhi oleh perawat dengan layanan yang ramah dan sangat simpatik sekali.

Terimakasih Dokter Adi Suryanto dan semua Perawat yang menangani anak saya dengan penuh kasih sayang dan perhatian, dan Syukur alhamdulillah sisulung sudah sembuh dan pulih seperti sedia kala…. semua karena Allah SWT,… melalui tangan tangan dokter dan perawat yang menanganinya.

Dan untuk dokter specialist yang mendiagnosis anak saya mengidap gejala Tifus dan DBD Observasi serta harus dirawat inap, mudah-mudahan dilapangkan dadanya dan dibukakan pintu hatinya sehingga lebih peduli kesehatan sekaligus keuangan Pasien/keluarga pasiennya, Amin….dan mudah-mudahan kita semua dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang saya alami ini.

Kalau anda pernah mengalami hal yang sama dengan saya, atau hal lain yang berhubungan dengan dokter….Yuck kita kritisi “ Sisi lain dari seorang dokter “ yang katanya mempunyai tugas mulia.



Tangerang, 4 April 2008






14 komentar:

Lusy Mardiani mengatakan...

saya punya pengalaman juga nih pak hehehhe Gini ceritanya waktu itu saya baru hamil 7 minggu (1 bln 3minggu) tiba2 dari kanan perut terasa sakit sekali nyut..nyut begitu...saya kepikiran wah mungkin keguguran nih..akhirnya bolak baik ke kamar mandi tapi gak ada flek darah. sakit semakin menjadi2 akhirnya sampai merangkak masuk ke kamar trus telpon suami minta pulang dari kantor. Tapi yg dari kantor bilng suami lagi di denpasar dan akan dikirim ibu bos menuju ke tempat saya.. Heboh deh yg datang malahan ibu bos dan pembantunya... saya udah pasrah karena sakitnya semakin menjadi2 akhirnya di gotong ke mobil ibu bos oleh supir dan beberapa teman ayah ada yg ikut gotong juga (ditelpon supaya bantuin saya). Saya dibawa muter2 ke beberapa rumah sakit..ada yg bilang gejala ini lah itu lah..(gak jelas dengernya karena setengah sadar) sampai saya dibawa ke Rumah Sakit Graha Asih disana saya diperiksa darah, dan usg ternyata ada KISTA !!! ala mak rasanya mau bener2 pingsan sepingsan2nya...saya diberi obat yg anti sakit jadi sakit diperut agak mendingan. Setelah suami datang dokter menyarankan untuk operasi si RS itu total biaya 10juta !!! itu belum ama bayar biaya inap...suami bingung duit dari mana..??? akhirnya ibu bos telpon suaminya yg anak pangdam bali (tentunya punya kenalan di RSAD)dan diminta ke RSAD saja..si dokter yg di Graha Asih keukeuh supaya saya di opersi di RS nya dia..weleh2 duitnya dok dari mana..??? Dengan wajah ketus dokter menulis surat rujukan dan meminta kalo dioperasi disana biar dokter yg di RSAD menghubungi dia (dia pingin dia yg ngoperasinya..tetep). Saya dibawa dengan ambulance menuju RSAD yg berjarak sekitar 1 jam...sakit semakin menjadi mungkin efek obat udah hilang..rasanya mau mati !!! saya berdoa sambil menangis ...akhirnya nyampe di RSAD dan langsung ditangai oleh dokter (yg membantu persalinan saya kelak) dan dokter bilang sebenarnya gak usah di operasi..masih bisa dikasih obat untuk kistanya!!! Nah lho..??? tapi dengan pertimbangan takut kistanya pecah diambil tindakan juga operasi ringan..memakan waktu sekitar 15 menit..kista sebesar 5 cm berisi air keluar..saya masuk ruangan pemulihan bersama2 dengan ibu2 yg baru melahirkan. Dan biaya yg dikeluarkan hanya 2,3 juta saya sdh termasuk biaya inap !!! alhamdulilah biayanya gak bikin pusing suami saya..kalo di RS Graha Asih sana..biasa2 kasbon ke kantor dan gak abis2 utangnya hiks..!!!

Papanya Inez GP mengatakan...

Begitu ya Mbak Lussy.....!!!
Apa mereka nga Mikir ya....kita ngumpulin uang serupiah demi rupiah....!!
Competency mereka yang kurang atau komersialisi profesi....???
Ampun deh oknum dokter yang seperti ini.....

Papanya Inez GP mengatakan...

Begitu ya Mbak Lussy.....!!!
Apa mereka nga Mikir ya....kita ngumpulin uang serupiah demi rupiah....!!
Competency mereka yang kurang atau komersialisi profesi....???
Ampun deh oknum dokter yang seperti ini.....

Lusy Mardiani mengatakan...

iya pak..gak sekolah gak RS semuanya dijadikan ajang bisnis...

HanunG RebeL mengatakan...

sebuah lagu untuk pak zul

Bener-bener Rumah Sakit (5:02)
band: Marjinal
album: Predator

di rumah-rumah sakit..brengsek..

inilah yang terjadi
kolusi dan korupsi untuk memperkaya diri
itu sudah tradisi

lihatlah di rumah sakit..orientasinya duit
banyak pasien menjerit karena biaya mencekik
ngomong soal profesi uang yang diutamakan
janjinya kemanusiaan tapi hanya janji doang

reff.
kemanusiaan tidak dipikir,
bila kau punya uang barulah lain urusan
kemanusiaan tidak dipikirnya,
rumah sakit bayar dulu uang yang diutamakan

ternyata sumpah dan janji serta kata-kata hanyalah basa-basi
kau khianati negeri ini atas nama profesi

oo..ini yang terjadi
ternyata banyak penjahat berpakaian rapi
oo..ini yang terjadi
ternyata banyak penjahat di negeri sendiri
(2x)

oooooo..ooo..ooo..

di rumah-rumah sakit birokrasinya berbelit
apalagi tak berduit kau pasti akan dipersulit
persetan orang tak punya
harga obat dimainkan, orang sakit jadi obyekan, semua pake bayaran

back to reff.

di rumah-rumah sakit banyak pasien menjerit
karena biaya mencekik lantaran ga punya duit
di rumah-rumah sakit banyak pasien menjerit
lantaran dipersulit dan dokternya pada sinting

(kemanusiaan tidak dipikirkan uang yang diutamakan)
bila kau punya uang barulah lain urusan
(kemanusiaan tidak dipikirkan uang yang diutamakan)
rumah sakit bayar dulu uang yang diutamakan

kemanusiaan tidak dipikir,
bila kau punya uang barulah lain urusan
kemanusiaan tidak dipikirnya,
rumah sakit bayar dulu uang yang diutamakan

di rumah-rumah sakit..brengsek..

--

btw, minta ijin cross-link tulisan anda di blog mp saya ya pak zul..

Papanya Inez GP mengatakan...

Ya, itu satu lagi tuh....kayaknya kita harus banyak Istigpharr & ngelus dada.....!!
Bagaimana dengan orang yang kondisi kehidupannya dibawah kita ya.....????
Menjerittttt kali.....pantesan banyak berita yg menyeramkan.....orang2 sdh pada snewen.....dengan tekanan hidup dan beban ekonomi.....??? terpikir dan terlintas ga ya di petinggi dan pemimpin kita......????

Papanya Inez GP mengatakan...

Sebuah Kenistaan yang terjadi bahwa sikuat akan memakan silemah.....!!!
Rasa kemanusiaan itu akan timbul kalau panca indra mereka benar2 berfungsi.....???
Dan Hati yang berbicara.....??!!!

Papanya Inez GP mengatakan...

Monggo,...silahkan mas hanung.....!!!

HanunG RebeL mengatakan...

iya..terimakasih pak zul..

btw, lagu di atas bisa di donlod di sini:

http://images.hanung665.multiply.com/song/1/39/full/U2FsdGVkX1-0wCq4Vc5ee1XWfpba1Gja4C.4fboHuE.ppmv2gbtblQ==/Bener-Bener%20Rumah%20Sakit.mp3?nmid=68270887

Papanya Inez GP mengatakan...

Cross linknya invalid ya mas hanung...???

balda aAL mengatakan...

salam damai.. maaf pak tanpa mengurangi rasa hormat
saya sedkit baca dari hasil lab saya baca di lab yang pertama tertera salmonela paratypi + dan yang kedua antysalmonela typi -, dalam pemahaman saya dalam pemeriksaan typus atau istilah mediknya typus abdominalis hasil laboran baru dapat di pastikan setelah 2 minggu dari panas. klo panas tanggl 28 trus periksa tanggal 29 jelas hasilnya akan negatif, yang menjadi patokan diagnosis umumnya typi O/H saya sendri tidak tahu keapa dokter pertama mengatakan gejala typus (tanpa mengurangi rasa hormat) dan satu hal lagi panas pada typus sangat khas yaitu berulang pada sore atau malam hari dan pagi atau siang turun lagi dan untuk DBD amat sangat tidak mungkin karena hasil HB masih dalam batas normal. kesimpulan saya hasil kedua lab tersebut tidak salah kerna tidak ada yang berbeda namun proses labiranya salah. terimakasih
semoga hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua dan tidak semua dokter mata duitan kok

salam
salah seorang dokter daerah yang melayani msyarakat di gunung.

Papanya Inez GP mengatakan...

Terimakasi Dok atas tambahan informasinya.....memang tak semua dokter mata duitan..... saya sangat yakin dan percaya akan hal itu....!!

Selamat bertugas Dok, salam dari kami sekeluarga

nita ariani mengatakan...

biaya operasi benjolan di lambung di rumah sakit siloam itu berapa ya?

Papanya Inez GP mengatakan...

Wah, saya belum tahu...soalnya belum pernah bedah disana...:)