Minggu, 20 April 2008

Setitik Perubahan

Rating:★★★★
Category:Other
لسلام عليكم و رحمة الله و بركاته


Tulisan dibawah ini menarik untuk disimak dan saya copy paste dari Kolom Resonansi Koran Republika tanggal 18 April 2008, Menarik karena ada pesan yang berharga yang mempunyai nilai yang sangat tinggi untuk direnungkan yakni " Perubahan ", susuatu yang sangat berat untuk diemban bila kita berada didalam lingkungan yang biasa, rutin dan sudah pasti lalu ada langkah atau policy yang membuat kita harus berubah 180 derajat dimana didalamnya penuh ketidakpastian dan suasana yang baru.......silahkan simak tulisan dibawah....mudah-mudahan ada hikmahnya........!!!

*** **** *****

Kisah kecil itu menghunjam sangat dalam pada ingatan. Seorang yang peduli pendidikan membujuk pedagang siomay. Yang diharapkannya sederhana. Ia hanya minta lelaki separuh baya itu mengizinkan anaknya sekolah. Sang anak lulus SD. Ia ingin melanjutkan ke SMP. Apalagi ada sekolah mandiri yang benar-benar gratis dan diakui pemerintah. Seberapa pun kuat dibujuk, laki-laki itu tetap menggeleng. "Buat apa?" katanya. "Jadi apa nanti setelah sekolah? Lurah sudah ada, camat sudah ada, presiden juga sudah ada."

Kisah itu tersampaikan dalam program 'Cermin' di Radio Delta, Jakarta. Sebuah kisah yang juga memberikan pesan: betapa berat umumnya manusia berubah. Berubah berarti melangkah meninggalkan hal lama menuju hal baru. Berubah berarti meninggalkan 'hal yang sudah pasti' menuju 'hal yang belum pasti'. Sedangkan kebelumpastian, bagi banyak orang, adalah mencemaskan. Bahkan, juga menakutkan. Itu yang membuat banyak orang enggan berubah.

Seorang siswa kelas 10, atau kelas satu SMA, tiba-tiba berbicara soal filsafat pada saya. Tentu filsafat yang dipahaminya. Beberapa bulan terakhir ia sangat tertarik pada pelajaran fisika. Terutama fisika-mekanika. "Dalam mekanika," katanya, "benda statis akan cenderung statis, benda dinamis akan cenderung dinamis." Ia mencoba mengaitkan prinsip itu dengan kehidupan sekelilingnya. Orang-orang aktif disebutnya cenderung semakin aktif. Orang-orang pasif cenderung semakin pasif. Yang dinamis akan semakin dinamis, yang statis akan semakin statis. Pertanyaannya kemudian: kita memilih menjadi bangsa dan umat yang dinamis atau statis? Aktif atau pasif?

Agama memang mengajarkan umat untuk memegang teguh nilai-nilainya. Nilai-nilai itu tetap, tak akan berubah, di masa kapan pun. Dari sisi ini, agama sekilas seperti mengajarkan umatnya untuk pasif-statis. Maka, kebanyakan umat Islam menjadi pasif-statis. Seolah itu seruan agama. Padahal, Muhammad SAW jelas mengajarkan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hari ini sama dengan kemarin adalah merugi. Hari ini lebih buruk dari kemarin berarti celaka. Itu seruan agar umat menjadi aktif-dinamis. Semua tahu ajaran itu. Namun, sebagian besar kita cuma menempatkannya sebagai pengetahuan. Bukan menjadi sikap dan tindakan.

Nilai kebenaran agama (Islam) memang mutlak. Statis dan tak akan berubah. Namun, untuk dapat memegang teguh nilai kebenaran yang mutlak itu, umat justru harus aktif-dinamis. Umat harus terus bergerak buat membangun hari ini yang lebih baik dari kemarin. Tanpa menjadi aktif-dinamis, bangsa dan umat ini akan menjadi bangsa dan umat kalah. Berhenti bergerak akan menjadikan kita bangsa dan umat terpinggirkan dan terjajah. Sutan Takdir Alisjahbana mengingatkan itu lewat Polemik Kebudayaan di tahun 1930-an. Sekarang? Zaman semakin menuntut kita berubah.

Ledakan penduduk (terutama dari kalangan miskin) dan keserakahan elite menjadikan dunia ini terasa semakin cepat tua. Daya dukung alam telah meluncur ke titik kritis. Persoalan pangan dan energi mengarah pada kelangkaan serius. Banyak saudara kita yang kini harus antre minyak dan meratapi kenaikan harga pangan sehari-hari. Cuaca makin tak berpola.

Bencana kian sering menimpa. Itu hanya sebagian dari potret perubahan dunia. Perubahan yang mengharuskan semua untuk juga berubah. Hanya dengan berubah kita dapat menghadapi semua keadaan dengan berjaya. Kita dapat berubah karena kita manusia. Kita bukan kura-kura yang akan menyembunyikan kepala saat tak nyaman pada lingkungan.

Kesadaran bahwa bangsa dan umat ini perlu berubah memang mulai tumbuh. Hasil sementara pemilihan gubernur di Jawa Barat menunjukkan itu. Masyarakat ingin kepemimpinan yang lebih segar. Tapi, kebutuhan perubahan bukan hanya dalam kepemimpinan. Hampir semua segi di negeri tercinta ini perlu berubah. Haruskah kita takut berubah bila perubahan itu berlangsung setahap demi setahap dan bukan berupa revolusi? Dengan diwujudkan setitik demi setitik semestinya kita nyaman dengan perubahan. Dengan cara seperti itu, semestinya kita tak cemas menghadapi perubahan. Seperti tukang siomay itu, semestinya ia tak cemas membayangkan apa yang akan terjadi pada anaknya bila sang anak melanjutkan sekolah ke SMP.

Oleh : Zaim Uchrowi
Sumber : http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=19



Tangerang, 20 April 2008

14 komentar:

Lusy Mardiani mengatakan...

mungkin cemasnya si tukang siomay : STTB alias Sudah Tamat Tambah Bingung mau ngapain dan kemana arah masa depan anaknya. jaman sekarang orang dinilai karena jabatan dan berapa banyaknya uang (makanya banyak korupsi..biar banyak uang dan dihargai walaupun uanga haram)..bukan begitu..???

HanunG RebeL mengatakan...

oot

kenapa yang pake baju putih2 kok suka merusak hak orang lain dengan mengatasnamakan agama? sore tadi liat tempat latihan balap burung merpati dihancurkan dengan alasan sebagai sarang perjudian..klo ga bisa buktikan dengan saksi2 bukannya malah jadi fitnah n dosanya besar pak zul? apalagi klo ada hati yang tersakiti dan merasa terdzolimi..

apakah itu yang dimaksud dengan 'ubahlah dengan tanganmu jika kau mampu' ?

HanunG RebeL mengatakan...

oia nambahin

bukankah dalam konsep hukum islam ada hakim yang berhak memutuskan apakah seseorang bersalah atau tidak? bukan atas dasar keputusan massa/aklamasi, atau keputusan pemimpin semata bukan?

duuh..saya semakin merasa bodoh saja :">

Papanya Inez GP mengatakan...

Mas Hanung, sebuah pendekatan dengan cara yg kurang tepat...kalo boleh dibilang keliru.....penanganan dengan cara Preman dilakukan atas nama Agama....aduh..sedih saya kalo melihat itu...sedih buanget.....kok sampe seperti itu....jangan2 5 waktu itu mereka tinggalin ya.....??? pake peci tapi kelakuan bar-bar.....!!!
Ampunnnn.....2x.....negeriku kok begini ya......!!! butuh waktu kali ya.......sabar2...!!

Kalo udh konpoi nih di jalan.....saya mah lebih baik berenti.....daripada2....!!!
Dalam hati sambil menyebut.....ya Allah jauhkanlah anak2ku dan keluargaku dari kelakuan yg seperti ini....!!!

Papanya Inez GP mengatakan...

Hukum adalah pilar utama dari suatu negara.....kalau sdh melecehkannya.....ya berlakulah hukum rimba....!!!
Kira2 dinegara kita hukum sd gimana ya.....??
Butuh waktu Mas Hanung.....euforia kebebasan sekarang melencengkan semua aturan yang ada dan lembaga yang kredibel yg memamng digaji untuk mengawasi itu juga... terkendala akan HAM......sebuah kekuatan yg tarik ulur ...disuatu saat nanti akan ada balance diantara semua yang ada......

Sekaran ini semua orang mau bertindak dengan cara Instant.......semua bidang hidup dan kehidupan......INstant....!!!, susah dpt cewek lari kedukung,....susah dapet sesuatu...DEMO.....susah cari uang....bla..bla...bla.......Pokoknya yang INSTANT.....!!!

Papanya Inez GP mengatakan...

Ya, bener Mbak Lussy......!!!
tapi mudah2an kita tidak termasuk itu... Insya Allah kita mengedepankan, Silaturahmi, persahabatan dan kemuliaan dalam tulisan...berupa saling mengingatkan dan menasehati....serta berbagi dalam ilmu......
Yuck kita mulai dari yang kecil2 aja dulu....dari kita, keluarga dan lingkungan disekitar kita......!!!

HanunG RebeL mengatakan...

saya juga sediiih banget pak lihat yang begitu..

jihad yang sepertinya sudah salah penerapan barnagkali ya pak..

ya mungkin mereka orang2 yang (merasa) pintar soal agama dan lebih paham tentang benar salah pak, saya cuma bisa doakan semoga orang2 yang merasa terzolimi diberikan kesabaran dan orang2 yang menzolimi diberikan hidayah oleh Allah sehingga bisa benar2 di jalan yang diridhoiNya, dan mendoakan kita2 yang cuma bisa menonton ini kesabaran juga dan tidak terpancing untuk mengumpat2 dan akhirnya menimbulkan antipati dan resistensi terhadap mereka2 (yang merasa berbuat benar) itu..

Papanya Inez GP mengatakan...

Tindakan dengan cara-cra kekerasan bagaimanapun juga tetap keliru.....!!!

Amin,,,,...!!
Banyak hal yang ada didunia ini diinterprestasikan secara sepotong2 dan tak utuh...sehingga gampang sekali untuk ditunggangi/ disusupi oleh hal2 yg diluar dari itu.....justru yg berjalan pada jalur yg benar sering dicemooh.....!!! dan pada tingkatan tertentu diputarbalikkan sehingga menjadi salah.....aduhh negaraku....kok bisa kacau balau begini.....tapi yg pasti kita harus optimis terus mas Hanung......biar ada spirit buat membangun negara ini.

HanunG RebeL mengatakan...

sepakat pak zul..

lebih susah membangun daripada menghancurkan..

pembangunan dan pembenahan tidak harus diawali dengan penghancuran..

Papanya Inez GP mengatakan...

Mudah2an kita bisa memberikan yang terbaik buat negara tercinta ini,....

Abimanyu Panca Kusuma Wachjoewidajat mengatakan...

pemikiran yang cakep bangeeeeeeeeeettttt...... mantabh... kesadaran seperti ini yang diperlukan publik.. Agama islam bersifat valid sepanjang masa!! itu mutlak.. itu absolut!! dan seharusnya dipandang sebagai kendali / pegangan agar kita berani mengarungi zaman tanpa terjebak mengikuti trend yang menyesatkan.. akan tetapi sayang malah banyak yang menerapkan agama sebagai penahan untuk mengarungi abad baru dengan "cara2 lama dan terpaku pada tradisi".

Abimanyu Panca Kusuma Wachjoewidajat mengatakan...

pemikiran yang sangat mantab.. dan berisi... kita belajar banyak dari sini.. thanks sharingnya mas Zul.

Papanya Inez GP mengatakan...

Yess 1000% setuju Bah,....kalau dipelajaran control system agama itu sama dengan setpoint parameternya sudah baku dan bersifat absolute..jalan untuk mencapai indicator agar sesuai dengan setting adalah kendali/pengontrolan itu sendiri.....sejauhmana pengedalian akan bekerja tergantung dari individu yang mempunyai dasar2 agama yang dipahami dan dijalankan.........outputnya sikap dan tingkah laku keseharian.......!!

Papanya Inez GP mengatakan...

Iya Bah, makanya tulisan diharian Republika ini saya posting buat pencerahan bagi saya pribadi dan kita semua tentunya.....!!