Sabtu, 19 April 2008

Minggu ini 2 Tahun yang Lalu diharian Kompas

Rating:★★★★
Category:Other
لسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Bulan april ya, jadi inget pengalaman 2 tahun yang lalu dimana komunita Paguyuban Karl May Indonesia ( PKMI ) mengadakan acara ketumuan di rumah Chief Gono ( Pandu Ganesa ) di Jalan Beruang daerah Putaran Bintaro, saat ngumpul dan ketemuan tak terduga ada wartawan Kompas Mbak Edna yang kebetulan hadir, pada saat itu saya dan teman teman lainnya diwawancarai. Saya sih bicara aja sesuai pengalaman saya dalam menghayati tulisan dalam buku yang ditulis Karl May….eh ga taunya hasil wawancara saya dan teman-teman masuk Koran kompas minggu berikutnya dalam rubrik Hobby dan Komunitas….kaget bukan maen saya, sebab seumur umur baru kali itu masuk Koran dan Koran nasional pula……!! nah tulisan dibawah ini adalah tulisan asli yang dimuat harian Kompas tanggal 16 April 2006 yang lalu.



Masyarakat Dunia Karl May

( Dimuat di Harian Kompas, 16 April 2006 )

Di tengah keriuhan Jakarta, Minggu (2/4), warga dunia Karl May berkumpul di Wigwam. Kita sebut saja "Dunia Karl May" karena di sini berlaku sebuah alam kehidupan dengan nilai-nilai dan simbol-simbolnya sendiri. Wigwam—rumah orang Indian—misalnya, menjadi nama untuk markas besar Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI) ini.

Berawal dari obrolan-obrolan di mailing list (milis) musik rock dan Rp 17.500 guna membeli buku cara membuat situs, muncullah situs indokarlmay bulan September 2000. Pudji Rahaju, yang sehari-hari bekerja di penerbit Pradnya Paramita, menyuplai beberapa bahan. Tak lama kemudian, yaitu 4 November 2000, Pandu Ganesa menjadi moderator sekaligus mengirimkan e-mail pertama ke indokarlmay@yahoogroups.com.

Kini, anggotanya sudah mencapai lebih dari 620 orang. Kalau mereka sedang berkumpul, tidak hanya topik pembicaraan yang menyangkut Karl May, tetapi kata-kata seru khas Karl May seperti Owgh! Phsaw! sering menyelinap di antara percakapan.

Photobucket

Tukar-menukar koleksi buku, pinjam sana-sini, hingga saling menimpali cerita kerap terdengar. Obrolan pun bisa menyambung ke mana-mana. Bahkan termasuk tentang sistem pertahanan suatu negara yang sudah dimetaforakan oleh Karl May lewat Senapan Henry, Senapan Perak, dan Senapan Pembunuh Beruang yang masing-masing berbeda daya jangkau dan kegunaannya.

Para penggemar Karl May ini umumnya pertama kali membaca seri petualangan Karl May saat mereka remaja. Dan sejak saat itu, mereka pun mendapatkan imajinasi petualangan dari berbagai buku Karl May. Bagaimana Winnetou membaca jejak kuda di rerumputan, tata cara mengisap pipa perdamaian, dan muslihat mengalahkan musuh di belahan barat Amerika yang masih liar tentunya membuat imajinasi melayang-layang.

Daging semur

Emil Salim dalam tulisan berjudul "Mencari Kearifan Masa Lalu", misalnya, bercerita bagaimana waktu sekolah dasar di Lahat suka berkelana di hutan. Bersama kawan-kawannya ia bergaya seolah menjadi Old Shatterhand. Daging semur dari dapur ia bungkus untuk dipanggang di hutan, seperti yang dilakukan para Indian. Mereka juga membuat tanda-tanda sepanjang jalan agar tidak sesat.

Imajinasi yang dipegang teguh itu, menurut seorang penggemar, Macky (48), sempat buyar waktu ia tahu bahwa Karl May tidak pernah datang ke tempat-tempat yang ia ceritakan. "Pertama enggak percaya, karena kok sepertinya menyatu banget. Lama-lama saya enggak peduli. Padahal, waktu saya cari di internet, ternyata memang banyak tulisannya yang berasal dari referensi waktu ia dipenjara," kata akuntan ini.

Lepas dari cerita yang ternyata murni karangan itu, banyak penggemar Karl May yang jatuh cinta justru pada nilai-nilai yang diberikan Karl May. Begini para warga dunia Karl May membeberkan nilai-nilai yang bisa jadi memang dirindukan banyak orang. "Saya suka Karl May karena dia banyak bercerita tentang persahabatan yang tidak kenal batas-batas agama dan ras," kata Zulkifli (38).

"Salah satu yang membuat saya kuliah psikologi itu yah gara-gara sejak kecil saya baca Karl May yang menggunakan pendekatan asertif," kata Ito (48). Ito masih ingat bagaimana Karl May-lah yang memperkenalkan konsep perdamaian pada saat ia duduk di bangku SD. Kata "damai" mungkin terasa di awan-awan, tetapi Karl May menjelaskannya dengan mengisap pipa perdamaian, dan yang paling penting, menguburkan kapak perang. "Winnetou itu konsisten, dan dia bisa bicara dengan orang yang berkonflik kayak dengan saudaranya sendiri. Winnetou itu enggak mau tembak orang," kata Zulkifli berapi-api.

Sebegitu cintanya warga dunia Karl May pada nilai-nilai pengarang asal Jerman ini, hingga proyek bersama yang mereka lakukan adalah menerbitkan kembali buku-buku Karl May. Setelah vakum sejak era 1980-an, para penggemar Karl May ini merasa ada pewarisan nilai yang terputus. Padahal, sebelumnya sempat diterbitkan Karl May dalam bahasa Sunda. "Kita percaya ini bagus, tapi kok enggak ada yang terbitin," kata Pandu Ganesa.

Perjuangan dimulai. Situs http://indokarlmay.com mulai ramai dikunjungi. Berbagai artikel tentang Karl May dimuat di media massa, berbagai diskusi juga khusus diadakan. Buku Dan Damai di Bumi! menyatakan kembalinya Karl May ke Indonesia.

Menerbitkan buku

Berikutnya, mereka pun sepakat untuk menerbitkan buku-buku Karl May secara independen. Maka, lima orang penggemar pun mengumpulkan uang untuk modal awal, sebesar Rp 27 juta. Maka, diterbitkanlah buku Winnetou I dengan edisi sederhana sebanyak 1.000 buku. "Yang empat ratus rejected, maklum kita enggak ada yang pengalaman," kata Pandu Ganesa.

Namun, apa yang tadinya berawal dari senang-senang dan hobi ini kemudian ditambah dengan hadirnya tujuh buku lagi, enam di antaranya novel. PKMI pun mulai melirik hal lain. Cerita bersambung Karl May dimuat dalam majalah Kalawarti Umum Basa Jawa, yang terbaru dengan judul Ing Sungapane Mississippi. Selain itu, baru-baru ini Pandu mengadakan napak tilas perjalanan Karl May waktu berada di Penang dan Indonesia. Rencananya, mereka pun tengah mengumpulkan uang untuk menghadiri Simposium Karl May Internasional tahun 2007 di Berlin.

PKMI bagai Winnetou yang konsisten dengan tekad dan kata-katanya, sebagaimana ia selalu menutup percakapannya dengan: Saya telah berbicara. Howgh!


Edna C Pattisina



Nah, anda juga pernah mengalami hal yang sama dengan saya...atau anda juga salah seorang penggemar dan pengagum Karl May, kita Sharing yuck.....!!!!



Tangerang, 19 April 2008

9 komentar:

.::. ferry alayn .::. mengatakan...

Thanks for sharing

Papanya Inez GP mengatakan...

Yok-i.....!!

HanunG RebeL mengatakan...

saya ingat pertama kali baca winnetou 1-3 pas kelas 4 atau 5 SD, pinjam dari perpustakaan sekolah, bacaan yang lumayanb erat buat saya waktu itu, namun demikian karena waktu itu masih gila baca, saya lahap saja buku2 itu, sekarang malah sudah lupa critanya gimana :">

Papanya Inez GP mengatakan...

Menharukan dan membuat gaya hidup dan pola laku kita akan mencontoh pola persahabatan antara mereka dimana dari latar belakang yang berbeda mampu mengikatnya dgn persahabatan yang tulus melepas atribut ras, agama dan latar belakang,....petualangan antara Winetou dan si greenhorn Old Shatterhand.....kadang menyelimuti polalaku saya.....bukan maen kekuatan sebuah buku dan tokoh idola masa kecil .....ya ...????

Papanya Inez GP mengatakan...

ya menceritakan seorang jerman Karl Friedrich May, yang merantau kenegri paman Sam...dan disana bekerja sebagai penbuat jalan kereta api...selanjutnya karena kecakapannya dalam dalam menggunakan senjata dan keberaniannya dia berkenalan dengan sorang anak kepala suku Winetou...ber sama winetou itulah mereka berjuang untuk menghapuskan ketidakadilan orang2 Westman terhadap suku Indian...peperangan, tipuan kelicikan, solidaritas, keberanian dan petualangan di padang Praire itulah yang menjadikan tokoh utama Winetou dan Old Shutterhand dalam buku Winetou I- IV, buku2 ada loh mas hanung...kalo mo koleksi Winetou I-IV, Kara Ben Namsi I -III dsb.....

HanunG RebeL mengatakan...

iya..dulu pas di jakarta saya pernah lihat buku2 winnetou versi baru milik teman saya (bukan edisi seperti saya baca pas masih SD dulu), cuma karena dulu masi mahasiswa trus kiriman pas-pasan buat hidup ga bisa beli2 buku :">

btw, saya kangen hobi membaca saya yang kayanya mulai sirna oleh berbagai kesibukan ditambah susahnya mendapatkan buku2 bermutu (dan majalah) di sini :-(

Papanya Inez GP mengatakan...

Sama dulu juga saya begitu....maklum dari ekonomi pas2an....

Kalau ada buku yg menarik bisa nitip kesaya, Insya Allah saya bisa bantu mas Hanung....!!

HanunG RebeL mengatakan...

klo liat2 buku n review-nya dimana yah pak?

Papanya Inez GP mengatakan...

Coba disini Mas Hanung : http://bukuygkubaca.blogspot.com/
Beliau adalah salah seorang kutu buku dan penggemar berat Karl May