Kamis, 11 Juni 2009

Jembatan Suramadu Diresmikan SBY

لسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Akhirnya Jembatan Suramadu diresmikan juga oleh Presiden SBY, dimania Jembatan ini mempunyai panjang  5,438 meter
. Lebar jembatan 2x15 meter. Lajur kendaraan 2x2x3.50 meter. Lajur darurat juga disiapkan 2x2.25 meter dan lajur sepeda motor 2 x 3.05 meter.

Biaya Pembangunan Jembatan Suramadu ini menelan biaya lebih kurang 4,5 Triliun yang sedianya ditahap perencanaan diperkirakan menelan dana  2,3 trilyun, adapun dana pembangunannya dibiayai dari anggaran APBN dan  Pinjaman Bank Exim China.

Mudah-mudahan jembatan ini dapat dipergunakan sepenuhnya bagi kemakmuran rakyat Madura pada khususnya dan masyarakat Jawa Timur pada Umumnya dan dapat dijadikan ikon sebagai kebangkitan Teknologi Pembangunan Jembatan di Indonesia, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi buat pembangunan Jembatan lainnya, khususnya Jembatan Selat Sunda tentunya.


Tangerang, 11 Juni 2009,


Wasalam,



SURABAYA - Berapa tarif yang dikenakan kepada para penyeberang di Suramadu kemarin terjawab. Pengendara roda empat dikenai Rp 30 ribu dan motor Rp 3.000. Kepastian soal tarif itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat membacakan laporan teknis pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia itu di acara peresmian kemarin.

Bagaimana jenis kendaraan berat, seperti truk, tronton, dan bus? Djoko seusai acara peresmian kepada wartawan mengatakan, itu akan dibahas lebih lanjut selama masa uji coba 3-5 hari ke depan. "Tarif tol Suramadu berlaku setelah masa uji kelaikan jembatan," tambah Djoko.

Tarif itu, lanjut dia, sesuai usul Pemprov Jatim yang angkanya lebih rendah daripada tarif penyeberangan feri Ujung-Kamal (lihat grafis). Penghitungan itu didapat dari 40-60 persen tarif feri. Djoko berharap pemberlakuan tarif Suramadu yang akan dikelola BUMN PT Jasa Marga itu menjadi solusi untuk mengurangi overload distribusi barang dan jasa di Ujung-Kamal. "Semoga tarif ini dapat membantu meningkatkan pengembangan potensi perekonomian masyarakat," imbuhnya.

Lantas, kapan Jembatan Suramadu boleh dilewati? Kepala Balai Pembangunan Jalan Besar V A.G. Ismail menyebut sekitar tiga hari lagi. Waktu tiga hari itu, kata Ismail, untuk memberi kesempatan pembongkaran panggung di sisi Madura untuk acara peresmian kemarin. "Sebelum dilewati, kita lebih dulu memasang sistem monitor. Ini baru bisa dilakukan setelah peresmian," kata Ismail.

Jembatan sepanjang 5,4 kilometer dan menelan anggaran hingga Rp 5 triliun itu diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia datang bersama ibu negara Ny Ani Yudhoyono dan anak keduanya, Edy Baskoro Yudhoyono. Sejumlah menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu ikut menyertai. Di antara mereka adalah Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, serta Menteri Komunikasi dan Informasi M. Nuh.

Selain itu, hadir Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzeta.

Di deretan tamu penting terlihat Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D. Juga tampak perwakilan negara sahabat, seperti Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Zhang Qiyue dan Konsul Jenderal di Surabaya dari Jepang, Jerman, dan Malaysia.

Perwakilan partai politik juga hadir. Di antaranya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang juga wakil ketua DPR RI, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali yang juga Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung, serta wakil Golkar Fahmi Idris yang juga Menteri Perindustrian.

Para mantan presiden sebenarnya diundang oleh panitia. Tapi, tak satu pun yang datang. "Kami mengundang semua, termasuk mantan presiden. Mulai B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri," kata Sekdaprov Jatim Rasiyo kemarin.

Dari Jatim hadir Gubernur Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf. Dua mantan gubernur Jatim tampak di antara undangan tamu penting. Mereka adalah Imam Utomo dan HM. Noer, tokoh Madura yang ikut berjasa di balik pembangunan Suramadu. Wali Kota Surabaya Bambang D.H. dan wakilnya Arif Afandi, serta semua bupati di Madura, salah satunya Bupati Bangkalan Fuad Amin, juga hadir.

Ketika menyampaikan sambutan, SBY menyinggung soal tarif yang dikenakan di Suramadu. Menurut dia, tarif tol Suramadu yang sudah ditentukan tidak terlalu mahal. Dia juga meminta Pemerintah Provinsi Jatim memberikan perhatian tersendiri bagi pengusaha angkutan feri.

''Khusus kepada angkutan ka­pal, saya minta Saudara Guber­nur mem­­berikan perhatian kepada mereka yang lebih dulu menggerakkan perekonomian Madura melalui lalu lintas penyeberangan,'' ujar SBY.

SBY yang mulai berpidato se­ki­tar pukul 10.30 juga berjanji akan le­bih memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang belum dituntaskan. "Pemerin­tah pu­­­sat telah menganggarkan dana perbaikan infrastruktur dalam APBN 2009 sebesar Rp 86,71 triliun,'' je­las SBY. Infrastruktur yang dimak­sud adalah sarana transportasi, pemeliharaan jalan, dan jembatan.

Macet di Suramadu

Rupanya, banyak warga yang ingin pergi ke lokasi Suramadu. Mulai pukul 07.00, mereka berbondong-bondong menuju ke jembatan tersebut, baik para pengendara mobil maupun motor.

Tapi, mereka tak bisa masuk ke Suramadu karena di pintu tol dicegat petugas. Itu terlihat di sisi Surabaya. Ratusan pe­ngendara mobil yang semula akan menjajal masuk ke Suramadu dihalau balik oleh petugas. Sebab, jalur mobil di Suramadu seharian kemarin memang ditutup, kecuali para tamu undangan yang menghadiri peresmian. Itu pun hanya satu lajur. Maka, kemacetan pun tak terhindarkan, mulai Tambak Wedi hingga Tanah Kali Kedinding yang menuju ke arah Suramadu.

Selesai acara peresmian sekitar pukul 12.00, warga yang mengendarai mobil tetap ngotot masuk Suramadu. Tapi, mereka tak diperbolehkan masuk. Polisi yang bertugas sampai menulis kalimat: 3 Hari s/d 5 Hari Lagi. Maksudnya, akses ke Suramadu baru dibuka 3-5 hari lagi. Tulisan itu dikelilingkan ke pengendara mobil dan motor yang sejak pagi mengantre akan lewat ke Suramadu.

Jika pengendara mobil bisa di­halau, lain halnya dengan para pengendara motor. Para pengendara motor, baik di sisi Madura maupun Surabaya, berhasil menerobos masuk ke lajur motor di timur jembatan. (sep/luq/nra/mat/kum/jpnn)

Sumber : Jawa Pos



AB Kuniawan/Try Hariyono
KOMPAS.com — Berdirinya Jembatan Suramadu merupakan tonggak sejarah baru dalam pembangunan konstruksi prasarana perhubungan di Indonesia. Jembatan antarpulau sepanjang 5.438 meter yang akan diresmikan besok (10/6) itu bukan hanya yang terpanjang di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Sebagai jembatan yang menghubungkan dua pulau, sesungguhnya Suramadu (Surabaya-Madura) merupakan jembatan kedua setelah rangkaian jembatan Barelang (Batam-Rempang-Galang) yang selesai dibangun tahun 1997. Enam jembatan dengan berbagai tipe yang menghubungkan tujuh pulau kecil di Provinsi Kepulauan Riau ini merupakan landmark keberhasilan dan kemandirian anak bangsa dalam membangun jembatan antarpulau.
Sebelum Suramadu dibangun, timbul keraguan, apakah mungkin membangun jembatan di daerah patahan dan gempa? Bagaimana dengan tiupan angin di laut Selat Madura yang terkenal kencang, apakah tidak akan memengaruhi konstruksi jembatan?
Penelitian pun akhirnya dilakukan secara mendalam selama 2003-2004. Penelitian yang lebih bersifat technical study dilakukan terhadap 12 item yang kebanyakan berupa parameter tanah.
Dari sisi seismic hazard analysis, misalnya, diperoleh kesimpulan, di sekitar lokasi jembatan tidak ditemukan suatu patahan aktif. Berdasarkan katalog gempa juga tidak ditemukan gempa dengan magnitude di atas 4 skala Richter sehingga kondisi di sekitar lokasi jembatan cukup stabil.
Kajian mendalam juga dilakukan terhadap kontur dasar laut, arus air laut, serta pengaruh pasang terhadap jembatan. Ternyata semuanya sangat memungkinkan untuk dibangun jembatan yang menghubungkan dua pulau. Adapun untuk angin, berdasarkan kajian, ternyata angin yang melintang kecepatannya sekitar 3,6 kilometer per jam sampai maksimal 65 kilometer per jam.
Tahan gempa
Jembatan Suramadu yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan pada 20 Agustus 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri saat ini bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada fondasi tiang baja.
Karena menghubungkan dua pulau, teknologi pembangunan Jembatan Suramadu didesain agar memungkinkan kapal-kapal dapat melintas di bawah jembatan. Itulah sebabnya, di bagian bentang tengah Suramadu disediakan ruang selebar 400 meter secara horizontal dengan tinggi sekitar 35 meter.
Untuk menciptakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi kapal-kapal, di bagian bentang tengah Suramadu dibangun dua tower (pylon) setinggi masing-masing 140 meter dari atas air. Kedua tower ini ditopang sebanyak 144 buah kabel penopang (stayed cable) serta ditanam dengan fondasi sedalam 100 meter hingga 105 meter.
”Total panjang tower sekitar 240 meter. Ini sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.
Kuat 100 tahun
Secara keseluruhan, pembangunan Suramadu menghabiskan sekitar 650.000 ton beton dan lebih kurang 50.000 ton besi baja. Tak heran, dinas pekerjaan umum mengklaim Suramadu sebagai megaproyek yang menghabiskan dana total mencapai Rp 4,5 triliun. Jembatan ini dirancang kuat bertahan hingga 100 tahun atau hampir menyamai standar Inggris yang mencapai 120 tahun.
Karena berada di tengah lautan, Suramadu berpotensi terkendala faktor angin besar yang potensial terjadi di tengah lautan. Untuk memastikan keamanan kendaraan yang melintas di atas Suramadu, Departemen Pekerjaan Umum akan membangun pusat monitoring kondisi cuaca, khususnya angin.
”Jika kecepatan angin sudah mencapai 11 meter per detik atau sekitar 40 kilometer per jam, jembatan harus ditutup untuk kendaraan roda dua demi keselamatan pengendara,” ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Jika kecepatan angin bertambah hingga 18 meter per detik atau sekitar 65 kilometer per jam, jalur untuk kendaraan roda empat akan ditutup. Langkah ini semata-mata untuk keselamatan dan kenyamanan pengendara. Adapun konstruksi jembatan akan tetap aman karena Jembatan Suramadu dirancang tetap kokoh meski ditempa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.
Bukan cuma kuat dari terpaan angin, Jembatan Suramadu juga didesain mampu menopang kendaraan sesuai standar as atau axle di daratan. Dengan demikian, Suramadu diperkirakan mampu menahan beban dengan berat satu as kendaraan sekitar 10 ton.
Cukup lima menit
Setelah diresmikan besok, diperkirakan Jembatan Suramadu akan dilintasi 8.000-9.000 sepeda motor per hari serta sekitar 4.000 kendaraan roda empat per hari.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan sebelumnya, kendaraan yang melintasi Ujung-Kamal dengan menggunakan kapal feri sekitar 2,4 juta sepeda motor per tahun (62 persen) serta 1,5 juta kendaraan roda empat per tahun (38 persen).
Selain bakal padat, jembatan ini pun pasti akan sangat membantu masyarakat karena waktu tempuh Surabaya-Madura bisa dipersingkat. Jika sebelumnya menggunakan feri dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, sekarang dengan menggunakan Suramadu cukup ditempuh lima menit.
Sempat tersendat
Pembangunan Suramadu dalam perjalanannya sempat menemui kendala dana. Terhambatnya pencairan dana menyebabkan pembangunan approach bridge atau jembatan pendekat sisi Surabaya sepanjang 672 meter tersendat September 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhirnya menalangi dana pembangunan melalui Bank Jatim sebesar Rp 50 miliar sebelum dana pinjaman dari Bank Exim of China sebesar 68,9 juta dollar AS cair.
Studi pembangunan yang kurang sempurna menyebabkan perkiraan biaya pembangunan juga meleset, seperti tiang pancang jembatan yang awalnya hanya didesain setinggi 45 meter akhirnya bertambah menjadi sekitar 90 meter. Karena itu, dari estimasi awal nilai kontrak sebesar Rp 4,2 triliun, biaya pembangunan akhirnya membengkak hingga Rp 4,5 triliun.
Pembiayaan pembangunan Suramadu 55 persen ditanggung pemerintah dan 45 persen sisanya pinjaman dari China. Dari total biaya pembangunan Suramadu sebesar Rp 4,5 triliun, sekitar Rp 2,1 triliun di antaranya berutang kepada China. Mahalnya pemikiran dan biaya pembangunan Suramadu diharapkan mampu menumbuhkan geliat ekonomi Tanah Air, terutama Jawa Timur.
(Yuni Ikawati)

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar: