Posong, negeri diatas awan karena ketika kami kesana kami disuguhi awan diantara gunung Sindora dan Sumbing, padahal niat kami kesana untuk melihat Sunrise yang konon khabarnya sudah melegenda, namun apapun itu kami bersyukur bisa menyaksikan keindahan awan dari dekat, tak perlu naik pesawat untuk menyasikan awan dibawah kita, cukup ke Pasong kalau anda ingin menyaksikan keindahan awan dan panorama gunung Sindoro dan gunung Sumbing tentunya dimusim hujan, karena kami memang kesini pada awal bualan Februari.
Bermula dari informasi dari teman Otomotif, Keindahan Sunrise Posong sangat Eksotik untuk dinikmati, lalu dibuatlah rencana untuk menuju kesana bersama keluarga tentunya. kendala waktu sangat berpengaruh, karena susah sekali mencocokkan scedule anak-anak saat liburan dan kerja saya dilapangan, akhirnya didapat akhir desember untuk berangkat ke Posong - Jogja ( Borobudur, Merapi dan Prambanan ).
Karena akhir Desember pergantian tahun, kondisinya pasti ramai dan hotel serta tempat hiburan penuh, maka kami berangkat ketika hura-hura penggantian tahun berakhir, kami berangkat dari rumah pada tanggal 1 januari ba'da shallat Subuh via Bandung - Sumedang - Cirebon - Brebes - Pemalang - Pekalongan - Weleri - Temanggung - Wonosobo, karena Desa Posong berada diperbatasan anatara Wonosobo dan Temanggung.
Kami tiba di Desa Posong, Tlahap, Kledung, Temanggung, Jawa Tengah kira-kira jam 18:10, namun suasana seperti sudah jam 19:30 malam, karena kondisi hujan yang kami temui sejak masuk ke desa Sukerejo selepas dari Weleri, ketika sampai di desa Posong kami menuju ke Penginapan terdekat yang lumayan besar dan mentereng karena disana ada rumah makan tempat perhentian Bus atau mobil2 Travel yakni Hotel Dieng Kledung Pass, dan kebetulan ketika kami sampai tak banyak tamu yang menginap karena sudah pada pulang dalam merayakan akhir tahun.
Kami Check in dan memesan Kamar yang menghadap Gunung Sumbing, dan setelah makan Malam dan ngobrol dengan petugas Hotel untuk mengantar kami besok ke Posong dipagi harinya untuk menikmati Sunrise tentunya, namun petugas guide kami tak menjanjikan akan melihat Sunrise karena Matahari enggan untuk menampakkan wujudnya, tertutup oleh suasana mendung karena musim hujan, tapi karena tekad kami ingin melihat Posong dari dekat, maka petugas guide akan membangunkan kami jam 04:300 pagi, rada aneh juga dalam hati, karena ketika kami akan melihat sunrise di Penanjakan Bromo, petugas guide atau Jeep yang kami sewa sudah membangunkan kami jam 03:00 dini hari.
Pagi-pagi selepas jam 04:45, kami berangkat menuju Posong dibawah kaki Gunung Sindoro, jalan yang sempit dan berbatu serta berlubang karena hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan, serta dikiri atau kanan menemukan jalan tanah atau tikungan menanjak dan tidak rata, kendaraan yang kami tunggangi dapat melewatinya, yang saya khawatirkan cuma satu, kalau menemukan kendaraan yang berhadap-hadapan, ini mau minggir kemana, sebelah kiri atau kanan rumput atau parit saluran air...tapi alhamdulillah selama kami menuju ke Posong, tak sekalipun menemukan kendaraan yang berhadap-hadapan.
Perjalanan menuju Posong tak lebih dari 30 menit, dan setelah kita sampai disana tersedia tempat parkir untuk kira2 6-8 kendaraan, dan cuma kami yang ada disana, dan ketika kami sampai betapa takjubnya kami menyaksikan keindahan awan putih mengitari Gunung Sindoro, sebersik matahari tampak diujung timur namun tak begitu berarti karena kalah oleh kuatanya awan yang menutupinya.
Hingga jam 07:00 pagi kita disana matahari pagi tak menampakkan keindahan yang berarti, dan sadarlah kami bahwa kami diberi keindahan yang berupa awan dipagi ini, dan kami nikmati berkah itu melewati foto-foto yang bisa kami abadikan dibawah tulisan ini.
Setelah menikmati indahnya awan pagi dan segarnya pagi hari, selanjutnya kami diajak petugas guide ke daerah penampungan air atau yang lebih dikenal dengan Embung Kledung, disitupun kami menikmati keindahan suasana pagi sambil mengabadikannya lewat kamera yang kami bawa, dan setelah dari sana petugas guide mengajak kami untuk menikmati kebun Teh, tapi karena kebun teh sudah biasa, kami tolak tawaran itu dengan halus, karena kami punya rencana jam 09:00 untuk menuju Dieng Plateau, tempat dimana 2 tahun yang lalu kami kesana.
Jam 09:00 pagi, kamis sekeluarga berangkat menuju Dieng melewati jalur utama Wonosobo, tapi kami ambil ke kanan tidak melalui kota Wonosobo, cuaca yang cerah namun sedikit mendung karena matahari tak begitu menampakkan sinarnya. Kami ambil jalan tak melewati kota Wonosobo, tapi kami ambil jalur kanan yang jalannya tak terlalu lebar. Keputusan ini ternyata sangat tepat, karena jalur ini sangat sepi namun jalannya bagus, walaupun jalannya tunun - naik gradual yang bisa membuat telinga bindeng, namun akhirnya saya memperlambat kecepatan kendaraan untuk menghindari hal tersebut, dan jalur yang kami lalui ini memotong jalur utama yang biasa dilewati bus jarak jauh, sehingga kami bisa mencapai puncak Dieng di telaga warna hanya dalam waktu lebih kurang satu jam perjalanan.
Namun ketika jelang melewati Dieng Plateu, cuaca tiba-tiba mendung, dan akhirnya kami hanya bisa menikamati tontonan di Dieng theater, dan selapas keluar dari nonton pertunjukan tiba-tiba hujan deras turun ke bumi, dan gagallah rencana kami untuk melihat Candi Arjuna, karena dataran tinggi Dieng dikala hujan turun dengan derasnya, sangat rawan longsor, itu kami saksikan dijalan-jalan air mengalir dengan derasnya, begitu juga disekitaran kali tanaman petani air bercampur lumpur mengalir dengan deras sehingga menggegaskan niat kami untuk meninggalkan puncak dataran tinggi Dieng untuk kembali ke penginapan, dan tepat jam 15:10 kami tiba di penginapan Hotel Dieng Kledung Pass.
Esok harinya tepat jam 07:30 pagi kami berangkat menuju Jogjakarta dan mempir di Candi Borobudur untuk menikmati keindahan Candi Borobudur tentunya.
Namun ketika jelang melewati Dieng Plateu, cuaca tiba-tiba mendung, dan akhirnya kami hanya bisa menikamati tontonan di Dieng theater, dan selapas keluar dari nonton pertunjukan tiba-tiba hujan deras turun ke bumi, dan gagallah rencana kami untuk melihat Candi Arjuna, karena dataran tinggi Dieng dikala hujan turun dengan derasnya, sangat rawan longsor, itu kami saksikan dijalan-jalan air mengalir dengan derasnya, begitu juga disekitaran kali tanaman petani air bercampur lumpur mengalir dengan deras sehingga menggegaskan niat kami untuk meninggalkan puncak dataran tinggi Dieng untuk kembali ke penginapan, dan tepat jam 15:10 kami tiba di penginapan Hotel Dieng Kledung Pass.
Esok harinya tepat jam 07:30 pagi kami berangkat menuju Jogjakarta dan mempir di Candi Borobudur untuk menikmati keindahan Candi Borobudur tentunya.
Inilah hasil Jepretan kami :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar