Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
Sisulung (Aji ) tadi malam badannya Panas disertai dengan batuk serta kepalanya pusing dan Sibungsu ( Inez ) sejak hari jum’at kemaren badannya juga lumayan panas tapi masih bisa ditanganin oleh mamanya dengan dikerok dan kemudian diolesin sama “Medicated Oil”.
Nah tadi malem kondisi keduanya semakin memburuk, artinya badannya yang tadi lumayan panas … panasnya lumayan naik tapi menurut saya masih dalam batas normal karena saya perhatikan tenggorokannya merah artinya penyakit ini disebabkan oleh radang tenggorokan dan memang kalau anak2 saya sakit biasanya selalu dimulai dari sini dan ketiga anak saya menurut dokter semuanya Amandel , melihat kondisi tersebut saya putuskan untuk menunda pergi kedokter besok pagi saja.
Tadi pagi sekitaran jam 10:30, setelah pulang dari goes sepeda sambil beranjangsana kerumah teman semasa SMA dulu, langsung luncur ke Klinik Umum “ Banjar Medika “ klinik langganan kami sekeluarga.
Meskipun di Klinik itu ada juga Dokter Specialist, tapi kami selalu berobat ke dokter Umum, dimana dokternnya prakteknya bekerja Shift2an ( kadang dr Asrul, dr Christian dan lainnya ), dan Alhamdullillah selama ini dengan dokter Umum atau dokter klinik tidak ada masalah.
Ada beberapa alasan kenapa saya selalu pergi kedokter umum, salah satunya adalah pengalaman saya dulu ketika tahun 1998 dimana waktu itu kami masih tinggal di Kedaung Ciputat…nah kalau disana jika anak sakit, saya salalu membawa anak saya ke dokter specialist Anak yakni dr. M….lokasi Prakteknya di Ruko Pamulang, dan Alhamdullillah bila kami ke dokter M anak kami selalu sembuh dan pulih kesehatannya.
Nah pas pindah rumah di tangerang, lokasi dari Pamulang khan jauh….jadi kami memilih dokter specialist di sekitaran tangerang, tapi bila kami bawa anak kami ke dokter specialist di tangerang kok jadinya ngak ampuh ya….?? butuh satu atau dua kali berobat kedokter tersebut baru kemudian pulih/ sembuh….tapi kalau kami kembali ke dokter langganan di Pamulang, langsung saja sembuh….??
Alasan lainnya saya peroleh dari dokter yang kebetulan juga temen, dia bilang bahwa kardar obat yang diberikan oleh dokter specialist itu jauh lebih tinggi dosisnya dibandingkan dosis obat yang diberikan oleh dokter umum, sehingga bila kita berobat ke dokter specialist akan cepat sembuh karena kadar/dosis obatnya tinggi. Jadi bila kita selalu pergi kedokter Specialist, bila dikemudian hari kita pergi ke dokter Umum, sembuhnya akan rada lama….karena kadar/dosis obatnya rendah….sedangkan tubuh kita sudah terbiasa menerima dosis obat yang lumayan tinggi.
Alasan lainya juga berdasarkan biaya, kalau dokter specialist khan pasti lebih mahal ya, bila dibandingkan dengan dokter umum, selain dari itu juga antriannya….ampun deh untuk dokter specialist pasti lebih panjang.
Tapi kalau disuruh milih antara dokter specialist dan dokter umum sih, bagusnya ngak ke dokter ya….???
Karena kalau kita selalu pergi kedokter saat kita sakit sedikit aja, maka lambat laun langsung atau tidak langsung tubuh kita akan teracuni oleh efek negative dari obat2an khususnya obat2an yang bersifat antibiotik.
Kalau saya sih, bila ada gejala mo sakit….tenggorokan serasa ngak enak…maka tak lain saya minum Tolak Angin atau Atangin ditambah dengan ‘Medicated Oil “ dielusin aja ke dada dan leher, plus minum Vitamin C dosis tinggi dan istirahat yang cukup…..dan apabila dalam beberapa hari ( max 3 hari ) tidak juga sembuh baru pergi kedokter Umum.
Secara pribadi pilihan pergi kedokter umum sebetulnya lebih ditekankan pada efek jangka panjang dari pengaruh obat, bukan pada biaya…karena kalau masalah biaya Insya Allah perusahaan tempat bekerja saya, bisa mengcover biaya berobat jalan lebih dari hanya sekeder dokter specialist. Lagian kalau Cuma pilek dan demam sedikit aja masak kita harus panik sih ya…..???? ya kalau cuma burung kecil aja….nembaknya pake senapang angin aja sudah cukup ngak perlu pake M16 atau AK47 “ khan…..?????
Anda mempunyai pengalaman yang sama dengan dokter Specialist atau dokter Umum, atau masalah amandel anak anda atau keluarga anda……kita sharing Yuck…..!!!!!
Tangerang, 29 Maret 2008