Berbagai cara untuk melestarikan alat musik
tradisional tanah air. Seperti yang di lakukan Santa Fe Owners Club Indonesia
(SOCI). Komunitas pecinta mobil Hyundai Santa Fe itu ternyata punya cara
sendiri.
Lewat kopdar
yang kali ini diselenggarakan di Bandung pada Minggu, 26 Februari 2012, SOCI
beserta keluarga besar melakukan pelestarian alat musik angklung.
Acara
tersebut juga diikuti oleh 2 mahasiswi dari Muchen, Annabell dan Sabine yang
kebetulan sedang melakukan study tentang Ethnic di Indonesia.
Acara
dimulai di Kota Baru Parahyangan tepatnya di Tatar Pitaloka tempat kediaman Bro
Herryanto, bendahara sekaligus sepuh SOCI, dan selanjutnya pukul 7:00 WIB
dilakukan gowes bersama mengelilingi KBP dan menikmati trek yang aduhai dan
juga suasana udara yang sejuk dan segar, setelah gowes dilanjutakan sarapan
pagi dan photo bersama di depan rumah.
Tepat pukul
09:30 WIB, rombongan berangkat menuju Mesjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan
untuk melihat-lihat keindahan mesjid yang pernah meraih FuturArc Green
Leadership Award 2010, dimana dindingnya dihiasi oleh simbol-simbol design
grafis yang membentuk kalimat syahadat dan sekaligus juga sebagai ventilasi
udara yang membuat suasanan sejuk dan tenang, selain dari itu langit-langit
mesjid dihiasi oleh 99 nama Allah SWT atau Asmaul Husna.
Tepat pukul
10:15 WIB, rombongan peserta dan keluarga dengan Road Captain Bro Herryanto
melanjutkan kunjungan Desa Cibaligo, untuk menikmati keindahan Wisata Taman
Kupu-kupu Cihanjuang, sebagian dari members SOCI yang menyukai Photographi tak
melewatkan momen ini untuk mengexplorer budidaya kupu-kupu yang ada dan
mengarahkan lensa untuk membidik sasarannya, sedangkan anak-anak berlari
kesana-kemari untuk mengejar kupu-kupu yang beterbangan, meskipun suasana taman
tak begitu luas untuk ukuran taman bermain.
Dan pukul 12:20 WIB semua peserta kembali menyelusuri kemacetan di jalan-jalan kota bandung dengan kondisi hujan yang cukup deras dan di jalan-jalan tertentu digenangi air, namun peserta konvoi Hyundai Santa Fe dapat melewati kondisi tersebut dengan baik tanpa kesulitan yang berarti. Dan akhirnya tepat pukul 13:10 WIB peserta konvoi merapat di RM Resep Moyang yang berada di jalan Pahlawan 73 Bandung untuk menikmati makan siang dan rehat sejenak, dan setelah menikmati makan siang dengan menu pilihan kesuakaannya masing-masing, peserta kopdar bersiap-siap menuju Saung Angklung Mang Udjo yang berlokasi di jalan Padasuka 118 Bandung.
Dan pukul 12:20 WIB semua peserta kembali menyelusuri kemacetan di jalan-jalan kota bandung dengan kondisi hujan yang cukup deras dan di jalan-jalan tertentu digenangi air, namun peserta konvoi Hyundai Santa Fe dapat melewati kondisi tersebut dengan baik tanpa kesulitan yang berarti. Dan akhirnya tepat pukul 13:10 WIB peserta konvoi merapat di RM Resep Moyang yang berada di jalan Pahlawan 73 Bandung untuk menikmati makan siang dan rehat sejenak, dan setelah menikmati makan siang dengan menu pilihan kesuakaannya masing-masing, peserta kopdar bersiap-siap menuju Saung Angklung Mang Udjo yang berlokasi di jalan Padasuka 118 Bandung.
Setelah
ngobrol dan menikmati panganan yang tersedia tepat jam 14:35, perserta
rombongan berkonvoi menuju Padepokan Angklung Mang Udjo dan masih ditemani
dengan gerimis hujan yang membuat suasana jadi nyaman dan sekaligus menyejukkan.
Sesampai di
lokasi Saung Mang Udjo tampak terlihat ada beberapa Bus dan kendaraan pribadi
yang terparkir, dan berhubung pertunjukan pentas masih kira-kira 1 jam lagi
peserta SOCI berkeliling di tempat gerai penjualan souvenir untuk mengamati
atau sekaligus membeli pernak-pernik yang dijual dilokasi tersebut.
Saung
Angklung mang Udjo, sudah sangat terkenal di mancanegara, hal ini terbukti dari
jumlah penonton yang hadir saat pertunjukan pentas sebagian besar turis asing,
dan ketika pertunjukan di mulai suasana terasa riuh rendah dengan tabuhan dan
permainan instrumentasi tradisional angklung yang dikolaborasikan dengan musik
pop, jazz dan bahkan musik klasik, selain dari itu Peran MC dalam membuat
suasana pertunjukan membuat semakin hidup dan menyenangkan, dan satu lagi yang
tak kalah menarik adalah pertunjukan tarian yang dilakukan oleh anak-anak yang
berumur antara 4 – 12 tahun, mereka bergerak menari mengikuti irama yang
disenandungkan dengan polos dan ceria, hal inilah yang menurut saya membuat
anak-anak disekitar tempat duduk tertarik dan antusias menyaksikan sendra tari
dan lagu-lagu yang dimainkan.
Selain
suguhan tarian, wayang dan lagu-lagu saat pertunjukan juga penonton
diajak dan dilatih untuk bermain angklung mengenai cara menggunakan dan melantunkan
musik-musik daerah yang dipimpin oleh Mang Udjo lewat isyarat tangan dengan
pembagian angklung dari pulau-pulau besar yang ada di nusantara, hingga
membentuk alunan musik yang dimainkan oleh penonton tentunya.
Kopdar SOCI
kali ini memang lain biasanya, selain dihadiri oleh Mahasiswi Muchen Annabell
dan Sabine, juga turut berpartisipasi dalam melestarikan budaya Nusantara
terutama musik Angklung yang bila tidak dilestarikan akan menjadi musik yang
hanya tinggal kenangan, tergerus oleh hiruk-pikuknya musik asing dan musik pop
yang sedang digemari oleh anak-anak muda sekarang ini. Jauh dari lubuk hati
paling dalam semoga musik tradisional tetep lestari dan anak-anak bisa melihat
dan menyaksikan musik tersebut juga digemari oleh turis asing tentunya.
Setelah
menyaksikan Tontonan menarik yang dipentaskan oleh Saung Angklung Mang Udjo,
Peserta Kopdar akhirnya berpisah untuk menuju kediamannya masing-masing di
wilayah Bandung, Purwakarta dan Jabodetabek, semoga acara ini memberikan
suasana lain bagi peserta Member SOCI dan keluarga yang hadir dan juga Ms.
Annabell & Sabine mahasiswi jurusan etnomologi, dan sampai ketemu di
Kopdaran berikutnya.
Liputannya
ada di DetikOto.com : Pencinta Hyundai Santa Fe
Lestarikan Angklung
Tangerang, 15 Maret 2012